MASALAH buta aksara bagi negara berkembang masih menjadi pekerjaan rumah yang besar yang hingga kini belum tuntas, termasuk di Indonesia. Data Depdiknas menunjukkan, pada tahun 2008 terdapat sedikitnya 9,7 juta penyandang buta aksara.
Jumlah itu ditargetkan akan menurun menjadi 7,7 juta pada tahun ini.Dan baru pada tahun 2015,Indonesia akan sepenuhnya bebas buta aksara. Artinya,setelah 70 tahun merdeka, baru seluruh rakyat bisa melek huruf. Di antara 33 provinsi yang ada, Papua tercatat sebagai provinsi yang memiliki persentase buta aksara tertinggi, yakni sebesar 20,6%.
Adapun Jawa Timur merupakan provinsi di Jawa dengan persentase buta aksara tertinggi sebesar 10,45%. Pakar pendidikan Arief Rachman berpendapat,pemberantasan buta aksara,khususnya bagi orang dewasa,sudah sangat mendesak. Laporan United Nations Development Program (UNDP) menunjukkan, program pendidikan dasar dan keberaksaraan orang dewasa ternyata paling diabaikan.
”Mayoritas penyandang buta aksara di negara berkembang adalah orang dewasa, terutama kaum perempuan,” lanjut Arief. Pengentasan buta aksara merupakan salah satu kegiatan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).Lewat program Keaksaraan Fungsional (KF), PKBM yang ada mencoba menjangkau masyarakat guna pemberantasan buta huruf.
Pada mulanya tidak mudah untuk menjalankan program ini. Sebab,masyarakat pada umumnya merasa malu untuk belajar ataupun tidak berminat sama sekali untuk dapat melek huruf. Mau tidak mau, pihak PKBM yang ada di berbagai wilayah yang harus turun tangan langsung menyosialisasikan program ini.
Beruntung, setelah sosialisasi dan pendekatan terhadap warga, tidak sedikit masyarakat yang bergabung di PKBM. Hanya saja khusus bagi peserta KF ini, kegiatan belajar mengajar tidak dilakukan di tempat PKBM. Tetapi di musala, sekretariat RW, ataupun rumah salah seorang peserta. ”Alasan pertama karena kesibukan peserta masing-masing,jadi lebih praktis kegiatan belajar dilakukan dekat rumah.
Mereka juga merasa malu untuk datang ke PKBM belajar baca tulis,”ujar Wartilah selaku penanggung jawab PKBM 26 Bintaro.Lagi pula,Wartilah menyebutkan, dengan tutor mendatangi langsung warga, para peserta program KF ini dapat menghemat biaya transportasi. Pesertanya sendiri beragam mulai usia sekolah sampai orang dewasa berumur lebih dari 40 tahun.
Kebanyakan peserta orang dewasa yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga.Menurut Sekretaris PKBM Bina Bangsa Bersama (BBM) Diana Widowati, ibu rumah tangga yang mengikuti program ini, murni atas dasar kemauan mereka sendiri. Mereka menyadari sangat krusialnya kemampuan baca tulis. Karena keterbatasan tersebut, acap kali mereka mengalami perilaku tidak menyenangkan.
”Saya pernah menemukan ada seorang ibu yang disuruh suaminya menandatangani suatu dokumen.Karena dia tidak mengerti, maka dikerjakanlah, rupanya itu adalah surat talak,”kata Diana. Kegiatan KF ini berlangsung selama dua kali dalam satu minggu selama enam bulan. Dalam program ini, ada tiga jenjang yakni Sukma 1 dan 2. Sukma satu diperuntukkan bagi peserta yang belum mengenal huruf.
Setelah lulus Sukma 1,peserta mendapat Surat Keterangan Melek Aksara (Sukma),dan kemudian peserta melanjutkan ke Sukma 2 yang juga berlangsung selama enam bulan. Agar tidak monoton, materi tidak hanya diberikan berupa baca tulis atau berhitung semata.
Peserta juga diberikan keterampilan seperti membuat kue atau merajut. Pesertanya sendiri jumlahnya cukup banyak.Sekitar 40 orang yang dibagi ke dalam empat kelompok. Masing-masing kelompok dibimbing oleh dua orang tutor.
Sumber : www.seputar-indonesia.com
Kamis, 10 September 2009
PKBM Tuntaskan Buta Aksara
Baca yang lainnya lagi !
Berita
- HAI (Hari Aksara Internasional) 2011
- Pengumuman Seleksi Penerimaan CPNSD Sampang 2010
- Bintek Manajemen Kepala Sekolah dan Bendahara
- Formulir Pendataan Tenaga Honorer Kategori II
- Pengambilan Foto Untuk KPE
- Sampang Luncurkan KPE, Pertama di Jatim
- Kalender Pendidikan 2010/2011 Sampang
- Penentuan Kelulusan Tahun Pelajaran 2009/2010
- Fenomena NISN
- Jadwal Ulangan Akhir Semester 2 Kelas VI
- Peraturan tentang Distribusi Guru Segera Terbit
- Juklak Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
- Tambahan penghasil bagi Guru PNS yang belum mendapatkan Tunjangan Profesi
- BOSDA Belum Cair
- Batik Tanjung Bumi di Tengah Gempuran Batik Cap dan Printing
- Isu Ijazah Palsu Mewarnai Pelantikan Dewan Sampang
- Awal Ramadhan 1430 H
- Tiga Nama Calon Mendiknas Dikeluarkan
- Pramuka, Karakter, dan Kepemimpinan Bangsa
- Pendidikan Gratis di Jatim
0 komentar:
Posting Komentar